Baca Juga :
Suasana Kemeriahan Apel Nusantara Bersatu di Lapangan Kodam V/Brawijaya |
Di tempat tersebut, Parade Nusantara Bersatu diisi dengan sejumlah pertunjukkan dan pagelaran oleh masyarakat. Mulai dari pertunjukkan Reog Ponorogo, Joget dengan lagu-lagu daerah, pagelaran kolosal Indonesia membara, orasi kebangsaan dari Putra Almarhum Bung Tomo, Bambang Sulistomo dan pembacaan puisi oleh sejumlah pelajar di Jawa Timur.
Masyarakat memadati lapangan Makodam V/ Brawijaya sejak pukul 07.00 Wib.
Dengan menggunakan sejumlah pakaian daerah di seluruh Indonesia. Tak hanya, dalam Parade Nusantara Bersatu ini juga di hadiri elemen dari berbagai lintas agama. Suasana di parade ini, tidak pernah sepi dengan alunan lagu-lagu daerah hingga lagu-lagu nasional.
Dalam orasinya, Bambang Sulistomo mengajak untuk tetap menjaga keutuhan NKRI dengan aneka ragam budayanya. Menurutnya, saat ini banyak kekuatan-kekuatan yang ingin memecah belah NKRI. Sehingga ketika NKRI sudah tercerai berai, kekuataan asing akan dengan mudah menguasai Indonesia. Dengan begitu, Indonesia menjadi bangsa yang terjajah lagi.
Peserta Apel Parade Nusantara Bersatu (Kabarjatim.com) |
Gelar Parade Nusantara Bersatu ini juga dimeriahkan pegelaran kolosal Surabaya Membara. Sebuah pegelaran teater lapangan yang menggambarkan bagaimana arek-arek suroboyo berjuang melawan Belanda dan Sekutunya. Dalam pegelaran itu juga ditunjukkan peristiwa perobekkan Bendera Belanda dengan warga Merah, Putih, Biru menjadi Merah Putih.
Acara menjelang berakhir, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana dan Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji diminta untuk turun panggung. Dua petinggi aparat ini, diajak joget bersama ribuan warga yang hadir di lokasi tersebut. Pangdam dan Kapolda Jatim berjoget dengan lantunan lagu yang berjudul "Surabaya.. oh.. Surabaya".
Kemeriahan semakin menjadi-jadi ketika di pertangan lagu, puluhan Prajurit TNI datang dan langsung memanggul keduanya. Ribuan masyarat seperti terhipnotis dengan kemeriahan hingga iku berjoget dan bernyanyi.
Setelah berjoget, Pangdam V/Brawijaya mengatakan, acara ini merupakan salah satu upya spontan yang dilakukan secara serentak di Indonesia. "Banyangka ini hanya 3 hari. Kita lihat bagaimana masyarakat yang hadir. Meraka ingin menunjukkan bahwa kami masih bersatu dalam Kebhineka-an dan kita masih ada," kata Pangdam.
Rakyat Indonesia tidak ingin negara ini pecah. Dengan parade ini menunjukkan bahwa NKRI masih utuh. Ketika ditanya apakah aksi ini ada kaitanyyan menjelang demo 12 Desember. Sukardana mengatakan, acara 2 Desember adalah doa bersama di Monas. Ia mengajak, kepada seluruh masyarat Jawa Timur berdoa mesti tidak harus datang ke Jakarta.
"Doa dimana saja khan bisa. Khan doa di Surabaya juga bisa nggak harus datang ke Jakarta," pungkasnya. VIN
COMMENTS